HumasInismu_(Rabu, 22/11/2023). Perguruan tinggi dikatakan bermutu apabila mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya serta mampu memenuhi kebutuhan para stakeholders dalam hal ini kebutuhan masyarakat, dunia kerja dan profesional. Untuk pencapaian mutu dalam pendidikan tinggi salah satunya melalui kegiatan benchmarking yaitu kegiatan evaluasi diri secara berkelanjutan, dengan membandingkan dirinya dengan institusi lain yang lebih baik atau terbaik di bidangnya sehingga dapat mengidentifikasi, mengadopsi dan mengaplikasikan praktek yang lebih baik secara signifikan dengan cara menemukan kiat
sukses dari sebuah institusi pendidikan yang terbaik dikelasnya, dan kemudian mengadaptasi serta memperbaikinya untuk diterapkan.
Rektor Institut Islam Mamba’ul Ulum Jambi melakukan kegiatan Benchmarking Di Amaroossa hotel, Bogor. Dalam agenda kali ini bertujuan untuk mendapatkan ilmu terkait penguatan mutu. Dalam Panduan Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi terdapat enam langkah yaitu:
1. Menentukan Apa yang Akan Di-benchmark
2. Menentukan Apa yang Akan Diukur
3. Menentukan kepada Siapa akan Dilakukan Benchmark
4. Pengumpulan Data/Kunjungan
5. Analisis Data
Secara umum terdapat empat jenis benchmarking yang dapat diterapkan, yaitu internal benchmarking, competitive benchmarking, functional benchmarking, dan generic benchmarking. Pada studi benchmarking penjaminan mutu.
1. Internal Benchmarking yaitu pendekatan yang dilakukan dengan membandingkan operasi suatu bagian dengan bagian internal lainnya dalam suatu organisasi, misal dibandingkan kinerja tiap devisi di satu institusi pendidikan, dilakukan antara departemen/divisi dalam satu institusi atau antar institusi dalam satu group institusi.
2. Competitive benchmarking yaitu pendekatan dilakukan dengan mengadakan perbandingan dengan berbagai pesaing, misalnya membandingkan output lulusan kepada lulusan yang dihasilkan pesaing dalam bidang yang sama.
3. Functional benchmarking Pendekatan dengan diadakan perbandingan fungsi atau proses dari institusi lain dari berbagai institusi yang ada, atau dengan kata lain dilakukan perbandingan dengan institusi yang lebih luas.
4. Generic benchmarking yaitu perbandingan pada proses fundamental yang cenderung sama di setiap institusi. Misalnya memberi pelayanan pelanggan, dan pengembangan strategi, maka dapat diadakan patok duga meskipun institusi itu berada di bidang yang berbeda.